Selasa, 19 November 2013

Infinite

entah setan apa yang melintasi kami berdua sehingga terjadi perdebatan yang sebenarnya tidak penting ini. Tuhan mungkin telalu sayang kepada kami sehingga cobaan selalu diberikan dalam keseriusan niat baik kami. Malam ini akan terasa panjang bagiku, dan mata ini akan semakin semabab seiring lelah dan banyaknya airmata yang telah keluar. bahkan sampai aku menulis ini, tetesannya membasahi notebook kesayanganku.

apa kamu juga merasakan apa yang aku rasakan?
atau kamu sudah terhanyut dalam mimpi indahmu?
apakah kamu mengkhawatirkan apabila terjadi sesuatu dengan aku?
apakah kamu akan menangis kalau aku bilang saat ini aku terluka dan meratapi hubungan kita?

masih sangat jelas kata-kata puisi yang kamu tulis di blog kita.
dan masi sngat jelas kata-kata balasan dari aku atas puisimu.
bisa dihitung detik hal yang sudah manis berubah menjadi pahit.

perenungan akan keseriusan niat menjaga dan dijaga.
mencintai dan dicintai.
dan saling melengkapi.

=lewat tengah malam=
di kesunyian Malam

Senin, 04 November 2013

Perjalanan Demi Masa Depan

Ini kali keduanya aku ke Bali dalam waktu yang hanya berjarak satu minggu dengan liburan ke Bali bersama keluarga. Perjalanan kali ini sangat berkesan karena menemani kak sahar mengikuti tes calon pegawai sipil di Universitas Udayana. Dengan berbagai informasi yang saya baca di beberapa forum backpaker, banyak bus-bus jurusan Jogja - Bali yang menjadi rekomendasi. Setelah membandingkan sendiri dengan mendatangi beberapa agen bus yang terkenal di jogja, akhirnya kami memilih menaiki bus Wisata Komodo (Wiskom) yang berlokasi di janti. Dengan alasan yang cukup sederhana memilih wiskom karena haraga yang di tawarkan lebih murah dengan fasilitas yang sama di bandingkan bus lainnya.

Berbagai perlengkapan tentu sudah saya siapkan dan tertata rapi di tas besar kesayangan kak sahar. Ini kali pertamanya aku menaiki bus bersama kak sahar dalam perjalanan yang lumayan jauh sekitar 10 jam. Keberangkatan berlokasi di salah satu agen wiskom di janti. Harga yang sangat murah dengan fasilitas yang disediakan, bus ini menjadi rekomendasi buat teman-teman yang ingin berangkat menggunakan bus ke daerah timur Indonesia. Interior bus yang modern dan baru tentu memberi kenyaman dalam perjalanan kami. Fasilitas yang ditawarkan wiskom seperti bantal dan selimut tebal, LCD yang full film serta musik dengan sound sistim yang bagus menemani perjalanan hingga tidak terasa kami sudah memasuki wilayah Surakarta. Beberapa kursi yang kosong akhirnya penuh oleh penumpang yang naik di terminal bus solo dan kernek bus membagikan snack yang terdiri dari roti dan minuman teh kemasan.
Selama 8 jam perjalanan darat dan akhirnya bus sampai di Ketapang, bus memasuki pelabuhan dan bersiap-siap menyeberang menuju Gilimanuk. Dari Ketapang kita bisa melihat kilau lampu dari pulau dewata.  Selama 2 jam lebih kami menaiki feri dan akhirnya tibalah kami di pulau yang terkenal dengan budayanya. Pemandangan yang tidak biasa yang pernah aku lihat beberapa hari yang lalu kini aku rasakan lagi. Pura di halaman rumah, janur, dan wangi dupa bukan hal yang aneh di Bali. selama hamper 3-4 jam tak terasa kami sudah sampai diterminal bus Ubung yang merupakan salah satu terminal terbesar di Bali. Turun dari bus kami langsung mengisi tenaga dengan makan nasi padang. Nasi padang kami anggap makanan yang aman ketika berada di Bali. *aman karena halal :D

Setelah mengisi tenanga, kami berencana meminjam sepeda motor sebagai kendaraan yang akan kami gunakan selama berada di Bali. Dengan diantar dua tukang ojek, kami menemukan tempat persewaan sepeda motor yang berada di sekitar jalan Imam Bonjol. Harga yang ditawarkan oleh sipemilik tidak begitu mahal yaitu 50 rb selama 24 jam. Harga akan berkurang apabila meminjam lebih lama serta dilengkapi dengan dua buah helm.
Setelah mendapatkan kendaraan, kami melanjutkan perjalanan ke bukit Jimbaran dimana lokasi tes diadakan. Kami berencana mencari penginapan murah yang dekat dengan lokasi tes agar mudah dan tidak terlibat kemacetan pada hari tes. Banyak penginapan yang terdapat sekitar kampus Udayanan. Harga permalam yang ditawarkan tergantung dengan fasilitas yang disediakan pemilik penginapan. Akhirnya setelah berkeliling-keliling kami mendapatkan sebuah penginapan yang murah dengan standar hotel bintang tiga. Harga yang di patok perkamar dengan fasilitas tv, air hangat, AC dan kulkas permalamnya adalah 150 ribu. Sangat beruntung sekali bisa menginap di sini, dan pelayanan dari yang punya juga ramah. Sayangnya saya lupa mengambil photo kamarnya sebagai gambaran dan perbandingan dengan penginapan lain.

Kami sengaja tiba di bali satu hari sebelum hari tes dengan maksud bisa beristirahat dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes kemampuan dasar yang diadakan di fakultas sastra. Sebelumnya pihak panitia memilih lokasi tes di fakultas hukum. Ada perasaan kecewa terhadap panitia tes CPNS Kemdikbud di Bali, beberapa informasi lokasi tes tidak jauh hari ditentukan dan minimnya informasi antara panitia dan peserta. Akhirnya, saat yang di tunggu kak sahar pun tiba. Setelah mempersiapkan diri aku ikut menemaninya pergi tes dan menunggu hingga selesai tes. Rasa kecewa terhadap panitia tes semakin besar dengan dipindahkannya lokasi tes yang sangat mendadak. Walaupun jaraknya tidak begitu jauh, tetapi kesalahan kecil seperti ini akan membuat semangat peserta menurun. Walaupun sudah agak lama menunggu di gedung yang semula di jadwalkan, untunglah ketika di pindahkan ke gedung lain kak sahar tidak begitu telat dan masi bisa mengerjakan soalnya. Jam 12 lebih akhirnya tespun selesai dan kami hanya bisa berdoa yang terbaik yang disiapkan Tuhan untuk kak sahar dan aku.

Liburan Setelah Tes
Besok harinya setelah berkemas dari penginapan kami berangkat ke Bedugul yang merupakan tujuan awal tempat wisata yang ingin kami kunjungi. Perjalanan kami tempuh dengan mengendarai motor selama 2 jam lebih. Kami menikmati perjalanan, walaupun cuaca di Bali tidak menentu kadang hujan kadang panas. Entah apa yang di pikirkan kak sahar ketika berangkat ke bedugul dia tidak menggunakan baju lengan panjang ataupun sweeter, sehingga dia hanya memakai baju kaos lengan pendek. Hasilnya dengan cuaca yang sangat panas kulitnya terbakar sinar matahari, parahnya ketika hampir sampai Bedugul tepatya di desa Baturiti hujan lebat turun dan kami kehujanan dan sempat berhenti menunggu hujan reda. Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba hujan turun lagi dan akhirnya kami nekat berhujanan sampai penginapan.

Setelah membenahi pakaian yang basah kami mencari makan disekitar danau Beratan. Sepanjang perjalanan menuju rumah makan Taliwang, saya terkesan dengan masyarakat disana karena mayoritas beragama muslim. Konon mereka datang dari Lombok dan mendirikan perkampungan muslim di Bedugul. Tidak hanya masjid, didesa itu terdapat pesantren dan beberapa spanduk yang bertuliskan selamat hari raya haji. Ini sangat menakjubkan sekali karena ditengah pulau yang mayoritas beragama hindu terdapat perkampungan islam yang taat. Dengan kondisi demikin, saya tidak ragu membeli makanan yang banyak terdapat di sepanajang jalan dananu Beratan. Kami memilih rumah makan ayam taliwang yang tepat berada di depan masuk danau. Memang sedikit mahal harga yang patok untuk sepotong ayam betutu yang saya pesan. Tetapi ini tidak menjadi masalah karena laparnya perut dan rasa ayam yang dibumbui kuning itu bisa mengisi tenaga untuk jalan-jalan hari berikutnya.

Pura Ulun Danu Bratan
Pukul 08.00 kami siap-siap berangkat ke danau. Setelah sarapan mi rebus, kami menuju pintu masuk pura. Pura ulun danu baratan sendiri buka 24 jam. Setelah membeli tiket, kami segera masuk dan mencari enggel yang bagus untuk mendapatkan gambar pura. Dengan teriknya panasnya matahari sedikit susah mendapatkan gambar bagus karena cahaya yang tidak stabil. Lingkungan sekitar pura yang sangat luas dan banyak taman-taman yang membuat kita betah berlama-lama di sekitar pura. Untungnya kami datang saat hari raya Galungan, sehingga kami bisa menyaksikan beberapa penduduk asli yang memakai pakaian khas bali yang berdoa disekitar pura. Di jalan pulang, banyak terdapat toko oleh-oleh yang menjual berbagai hasil kerajinan penduduk dan jajanan khas pegunungan seperti kerupuk ubi, kacang rebus, jagung manis dan stroberi sebagai oleh-oleh dari ulun danu.
Setelah puas berfoto-foto di pura ulun danu baratan, kami bersiap-siap kembali ke kuta dan berencana menetap satu malam di kuta. Perjalanan ke kuta sendiri kurang lebih kami tempuh 5 jam. Kami sengaja mengambil jalan lain untuk menuju pasar sukowati untuk membeli oleh-oleh yang terkenal murah. 1 jam lebih kami menghabiskan waktu berkeliling-keliling pasar dan mencari beberapa barang yang menarik. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan selama 11-2 jam ke Kuta dan mencari penginapan sekitar jalan Poopies II. Setelah mendapatkan penginapan, kami menyempatkan melihat sunset Pantai Kuta yang terkenal indah. Karena ini malam terakhir berada di bali, kami berencana jalan-jalan dan mengelilingi lokasi yang dekat dengan penginapan. Tetapi dengan tubuh yang begitu lelah, kami mengurungkan niat dan hanya mencari makan malam.

Hari kepulangan, aku dan kak sahar menyempatkan ke monumen bom Bali yang terletak di jalan Legian dan tidak begitu jauh dari penginapan. Jalanan legian pagi itu sangat sepi yang terlihat hanya penyapu jalan dan beberapa turis local yang berpoto. Sedangkan turis asing masih tertidur pulas karena kehidupan sekitar legian dan kuta selalu ramai dan akan terus ramai bila malam. Setelah sarapan pagi di penginapan, kami langsung berangkat membeli oleh-oleh di jogger dan lanjut  mengembalikan sepeda motor. Perjalanan ke terminal ubung untuk menaiki bus dan kembali ke jogja kami lanjutkan dengan menaiki angkot dengan membayar 10 ribu untuk dua orang. Sebelumnya kak Sahar sudah memesan bus yang sama yaitu wisata komodo. Jam 2 lebih bus berangkat dan sama seperti berangkat ke Bali, fasilitas yang ditawarkan memberi kenyamanan bagi penumpang.
Dalam perjalanan pulang, setelah makan malam di jember dan melanjutkan perjalanan pulang saya teringat kata-kata kak Sahar kalau di sekitar jember ke Purbolinggo ada gardu listrik terbesar di Indonesia yang kalau malam hari akan terlihat seperti yang terdapat di film City of Ember. Akhirnya kami melewati gardu dan berusaha mengambil photo walaupun tidak begitu jelas, tetapi sudah lumayan untuk kami sebagai kenangan. Bangunan gardu sangat terang dan sangat luas. Tidak banyak cerita dalam perjalanan pulang ini karena melewati malam dan tubuh yang lelah, akhirnya sekitar pukul 9 pagi kami sampai di jogja dan turun di janti.

Ada beberapa hal yang menarik yang tidak akan pernah saya lupa selama perjalanan:
  • Saya ingin sekali membeli salak Bali, karena belum musimnya jadi agak jarang yang menjual salak. Sampai akhirnya terbawa mimpi dan karena kasian kak sahar akhirnya bersedia mengantarkan membeli salak di Kuta. Senangnya mendapatkan apa yang diinginkan sampai harga 75.000/kg salak tidak masalah. Agak sedikit kecewa dengan harga yang sangat mahal untuk ukuran salak.
  • Selama di Bali, kami selalu makan di rumah makan padang. Dengan asumsi, rumah makan padang sudah jelas halalnya.
  • Kami selalu menggunakan GPS agar mengetahui arah jalan walaupun kadang kali kami salah jalan.
  • Aku dan kak sahar berharap kami bisa liburan dengan budget yang minim ala backpacker. Tetapi apa yang kami alami tidak seperti yang dibayangkan kami memang backpacker dengan budget besar.
Itulah cerita perjalanan liburan singkat aku dan kak sahar ke Bali, dan mungkin akan ada rencana perjalanan berikutnya yang akan aku ceritakan di postingan berikutnya. J
 
Pura Ulun Danu Beratan
 

Ayam Betutu
 
Danu Beratan
 
Narsis
 
 Pulangnya nyempetin makan duren :D


 

 Monumen bom Bali

 

Minggu, 27 Oktober 2013

Hari Kedua Bersama Keluarga di Bali

sebelumnya postingan liburan ke Bali kemaren, masih ada beberapa daerah yang aku kunjungi tetapi tidak disebutkan di sana. Beberapa daerah itu mungkin sudah sangat sering didengar bahkan di kunjungi oleh teman-teman. Karena hari itu terakhir kami di bali, maka diputuskan untuk mengunjungi objek wisata yang dekat dari bandara dan tidak jauh dari kuta. Maka diputuskanlah pagi itu kami berangkat ke pantai kuta dan menyempatkan berfoto di beberapa ikon pantai kuta. Setelah itu garuda wisnu kencana menjadi tujuan kami selanjutnya.

Objek wisata ini terletak di bukit jimbaran bali. Tidak jauh dari bandara Ngurah rai, hanya sekitar 30 menit naik mobil. Letaknya yang berada di dataran tinggi, menjadikan tempat ini salah satu gardu pandang terbaik di Bali untuk menikmati pemandangan kuta dan pantai sekitar jimbaran. Di lokasi objek wisata ini terdapat tiga lokasi inti yang tidak begitu jauh antara satu dengan lainnya. Memasuki pintu masuk, kita akan disuguhkan oleh lapangan luas dan tebing-tebing yang sepertinya di bentuk untuk menambah daya tarik objek wisata ini. Lokasi kedua yaitu dimana terdapat burung garuda besar yang menoleh kekiri. Sedangkan lokasi ketiga patung wisnu tanpa tangan yang disalah satu sudut area ini dipasang teleskop pantau yang dioperasikan dengan koin. Koinnya sendiri bisa kita dapatkan dengan menukar uang 5000 kepada petugas loket penukaran.

 Banyak cerita yang berkaitan dengan objek wisata ini, salah satunya patung garuda wisnu kencana (GWK) yang merupakan hasil karya salah satu pemahat bali yang terkenal. Entah karena hal apa, beberapa bagian dari patung ini belum sempat terpasang dan masih terletak di beberapa lokasi yang saya sebutkan tadi. Mungkin kalau jadi disatukan, patung ini tentu akan berukuran sangat besar dan tentu lebih menarik. Menurut si penjaga yang saya tanya, penyelesaian patung ini direncanakan sekitar 2016 mendatang.

Setelah berkeliling dan berfoto, tentu kita merasakan dehidrasi yang tinggi. Teman-teman tidak usah khawatir, karena sepanajng jalan keluar banyak terdapat tempat makan yang menyediakan berbagai minuman segar dana makanan.

Perjalanan selanjutnya kami lanjutkan dengan berburu oleh-oleh di kawasan kuta tepatnya pertokoan jogger. Tidak banyak yang saya beli, hanya kaos jogger dan beberapa makanan seperti pia susu dan pia legong khas bali. Ada juga salak khas bali yang bernama salak gula pasir yang menjadi salah satu tentengan belanja mama. Tepat pukul 13.00 kami menuju hotel dan berkemas untuk chek out. Setelah memeriksa perlengkapan dan barang bawaaan, ada salah satu tas penting yang entah dimana tertinggalnya. Tas kamera yang berisi handycam dan perlengkapan lainya mengkhawatirkan kami sekeluarga. Beberapa video yang terdapat di handycam tersebut menjadi kenangan untuk kami yang belum sempat di pindahkan ke computer.

Lama berfikir, tanpa merasakan lapar akhirnya da vika berangkat memakai motor yang di pinjam dari satpam hotel menuju panatai kuta. Untungnya sesampai disana tas berharga tersebut masih di simpan si pemilik warug. Dengan kejadian itu, saya sangat kagum dengan kejujuran masyarakat bali terhadap wisatawan yang berkunjung ke Bali.

 Dengan perasaan lega, kami langsung berangkat kebandara dan berpisah dengan keluarga dalam perjalanan pulang. Keluarga tentu mereka akan balik ke bukittinggi dan saya balik ke jogja untuk menyelesaikan urusan yang tertunda.


Pantai Kuta pukul 08.00 pagi


HR Hotel Kuta

Garuda di kompleks GWK
 

Papa meneroponng melihat hamparan laut dari bukit Jimbaran di GWK
 

Narsiz bersama Wisnu di GWK

Sabtu, 26 Oktober 2013

Bali Part I

Saya membagi cerita ini menjadi dua bagian. Yang pertama cerita liburan kebali bersama keluarga dan yang kedua liburan kebali bersama kak sahar sembari menemani dia tes CPNS di Universitas Udayana. Nah pada bagian ini, saya akan bercerita tentang menariknya liburan bersama keluarga besar.

Sudah lama kami sekeluarga merencanakan liburan bersama ke sebuah tempat yang berada di luar pulau Sumatra. Entah kenapa momen wisuda menjadi ajang pemanfaatan waktu liburan bagi orang tua dan kaka-kakaku untuk mengambil cuti yang agak lama. Benar saja, wisuda ku yang sudah ditetapkan pada hari kamis menjadi sangat menarik bagi keluargaku untuk merencanakan liburan keluar kota sembari menghadiri upacara sakral gelar masterku. Setelah hampir sebulan berdiskusi, kami sekeluarga memutuskan Bali sebagai tempat yang beruntung kami kunjungi. *Sombongnyaaaaa…. J
Tepatnya dua hari setelah acara wisudaku dan setelah puas berkeliling di jogja, kami sekeluarga berangkat menuju bandara adi sucipto Yogyakarta untuk menaiki pesawat yang menerbangkan kami ke bandara Ngurah Rai Bali. Tepat pukul 15.45 pesawat terbang menuju pulau dewata. Dengan perbedaan waktu lebih cepat satu jam, kami tiba di bali sudah gelap dan tercium aroma khas Bali sambil menunggu datangnya bagasi.
Keluar dari bandara kami langsung disambut oleh driver hotel Ibis kuta yang sebelumnya sudah di pesan oleh teman kakaku saya yang berada di bali. Jadi tanpa susah payah, kami langsung di bawa ke tempat beristirahat yang tidak begitu jauh dari bandara. Penawaran harga dan fasilitas kamar serta sarapan yang ditawarkan hotel sebanding dengan harga yang dipatok si menejer. Dengan harga yang lumayan mahal, dan kenyamanan yang ditawarkan tetap saja aku bermasalah dengan tidur. Entah apa masalahnya setiap tempat baru yang aku kunjungi mata dan pencernanku menjadi tidak normal dan membutuhkan penyesuain, sehingga malam itu saya hanya tidur satu jam, dan menunggu pagi yang sangat lama.
Akhirnyaaaa, setelah sarapan dengan menu yang serba ada, perjalananpun dimulai dengan mengunjungi pusat oleh-oleh kerajinan batik Sari Amerta sambil menunggu dimulainya pertunjukan barong dan keris di Jambe budaya daerah Batubulan. Di galeri ini, kita bias menjumpai berbagai hasil kerajinan bali mulai dari batik bali, kain khas bali, tenunan bali, dan lukisan-lukisan dari seniman bali. Disini, kita juga bias melihat proses pembatikan kain batik bali yang tidak jauh berbeda dengan cara membatik pada umumnya.

Waktu pertunjukan barong dan kerispun dimulai. Disini para turis disajikan kesenian bali yang diawali dengan tari pendet dan cerita tentang barong dan keris yang terdiri dari beberapa bagian. Barong dan keris sendiri merupakan cerita yang menggambarkan tentang kebajikan dan kebatilan. Barong adalah wujud kebajikan sedangkan kebatilan berwujud Rangda. Singkat cerita dari drama ini, barong mempunyai kesaktian berupa kekebalan yang tidak bisa dilawan oleh rangda. Berbagai usaha yang dilakukan rangda termasuk memberi kekebalan kepada pengikutnya menjadikan pertarungan antara barong dan rangda tidak pernah berakhir. Sedangkan keris adalah senjata yang digunakan pengikut rangda untuk membunuh barong. Tetapi tetap saja tidak berhasil. Satu hal yang menarik dalam pertunjukan ini adalah hadirnya seorang juru kunci diatas panggung sambil membakar dupa dan sesajen yang berjalan mengitari panggung. Konon katanya saat si penari memegang keris mereka dirasuki oleh parah roh nenek moyang yang memberikan kekebalan. Pertunjukan ini sama halnya seperti debus yang memperlihatkan kekebalan. Dalam sebuh pertunjukan juga sering terjadi kesurupan pemain yang bertingkah aneh. Dan apabila hal ini terjadi, si juru kunci berperan penting untuk menyadarkan si pemain. Sebuah pertunjukan yang menarik yang sebaiknya dikunjungi ketika berada di bali. Terakhir sebagai kenangan, para turis diijinkan berphoto dengan si barong dan penari bali yang ada di lingkungan teater.
Berangkat dari batubulan, kami langsung ke Tanjung Benoa untuk menikmati water sport yang merupakan ciri khas objek wisata ini. Berbagai permainan air tersedia disini. Tetapi sangat disayangkan tariff yang dikenakan disetiap permainan sangat mahal untuk turis lokal atau para back paker. Bersama saudara laki-laki saya, kami memilih paraseling untuk menantang adrenalin terbang menggunakan parasut yang ditarik oleh speedboat sebanyak satu kali putaran selama 15 menit. Rasa deg-degan tentu menghujani kami, tapi karena besarnya rasa penasaran, akhirnya secara bergantian kami terbang. Waaaahhhhh kata-kata yang pertama muncul ketika berada di atas permukaan laut bening dengan hamparan terumbu karang di bawahnya. Terlihat pemandangan bawah laut dari atas paraseling menandakan bersihnya air laut tanjung benoa dari pencemaran. Hal yang sepatutnya di tiru oleh beberapa daerah yang terdapat di pesisir Indonesia untuk menjaga kebersihan laut, sehingga ekosistim laut terus berlangsung.
Setelah puas terbang dengan paraseling, kami melanjutkan perjalanan kepulau penyu. Untuk mengunjungi pulau ini, dikenakan biaya 100 ribu perorang. Biaya tersebut bisa saja mahal karena kita harus menaiki perahu yang telah berjejer di pinggiran pantai. Biaya akan terasa lebih murah apabila semakin banyak turis dalam perahu asalkan tidak melebihi kapasitas siperahu sendiri. Menaiki perahu kita mendapat roti sebagai umpan agar ikan-ikan mendekat keperahu dan kita bias menikmati berbagai jenis ikan karang yang bermain sambil menyantap roti yang kita kasih. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke pulau penyu sebagai tujuan utama. Memasuki pulau ini, saya sedikit kecewa karena tidak seperti yang saya bayangkan. Lokasi ini lebih terlihat seperti pusat penangkaran penyu yang hanya terdapat beberapa penyu. Walaupun begitu, kami tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan sipenyu-penyu untuk berpose bersama. Selain penyu terdapat juga berbagai hewan khas bali seperti elang bali, iguana, ular, kalong yang sudah di jinakan dan bisa ikut berphoto.
Setengah hari perjalanan kami merasakan lapar dan memutuskan untuk mencari rumah makan yang halal. Sekarang ini, tidak susah untuk mencari makanan halal di bali, karena sudah banyak tersedia makanan padang dan berlabel halal. Sehingga kita tidak ragu untuk mengisi perut penyedia energy ke lokasi berikutnya.
Tanah lot adalah tempat terakhir yang kami kunjungi pada hari itu. Kata orang, tidak afdol rasanya kalo ke Bali tidak mengunjungi tanah lot. Saya tidak akan banyak bercerita tentang tanah lot ini, karena pasti banyak diantara kita yang sudah pernah ke sini atau hanya mengetahui dari orang-orang yang sudah pernah berkunjung, bahkan dengan adanya internet banyak para blogger lainnya yang membuat cerita tentang tanah lot.
Keeksotisan pulau dewata ini, menjadi daya tarik banyak orang untuk berlibur dan menikmati nuansa budaya khas bali. Tidak salah, banyak para pecinta photografi menjadikan Bali sebagai objek photo mereka.


uni Launa dengan Pembatik bali di Sari Amerta

Photo bersama Barong dan penari bali

Si juru kunci sedang berdoa dalam pertarungan barong dan keris

Siap-siap terbang


Meendarat


Minggu, 20 Oktober 2013

Festival Layang-layang Glagah Part II


Melanjutkan kekecewaan akhir pekan di festival layang-layang Glagah sebelumnya, kami mempersiapkan bekal untuk minggu terakhir liburan kami. Memanfaatkan hari libur terbiasa aku dan kak sahar lakukan walaupun hanya mencicipi makanan khas dan uni atau yang belum pernah kami coba. Nah akhir minggu ini adalah hari terakhir diadakanya festival layang-layang di Galagah.
Jarak pantai glagah dari pusat kota jogja yang lumayan jauh, kami putuskan untuk berangkat lebih siang. Perjalanan ini berbeda dari yang sebelumnya, baim salah satu teman kak sahar yang berlibur ke jogja ingin ikut bersama kami menikmati keindahan pantai glagah dan festival layang-layang. Hamper 2 jam kami menunggu, baim tapi tak kunjung datang, akhirnya dengan berbagai percakapan antara baim dan kak sahar kami putuskan untuk berangkat duluan dan baim menyusul dengan motor hitamnya.
Sesampainya kami di glagah ternyata festival sudah selesai, hanya beberapa layangan yang di terbangkan. Bermacam layang-layang sebenarnya kita bisa temui disini. Karena kedatangan kami yang terlambat apa boleh buat, kami hanya menikmati beberapa layang-layang yang melenggak lenggok bagai penari jaipong.
Beberapa menit kami sampai, baim pun datang dan langsung narsis dengan kamera handphonenya. Tidak lupa juga dia langsung update di beberapa acount jejaring social yang dia miliki. Lucu memeng tingkah anak ini, sikap dan tingkah lakjunya mencairkan suasana dan menambah senyum bahkan tertawa buat aku dan kak sahar.
Walaupun sudah agak sore tetapi masih ada beberapa layangan yang diterbangkan oleh pemiliknya sebagai bentuk hobi dan pengenalan layang-layang yang dia miliki. Dari beberapa layang-layang yang tersisa, ada sebuah layang-layang yang menarik langkahku untuk mengetahui dan mengabadikan sosok kokohnya yang terlihat rapuh itu. Saya lupa apa namaya, yang pasti layangan ini berasal dari Sulawesi Tenggara dan merupakan layang-layang tradisional yang dulu sempat popular. Layangan ini terbuat dari daun kering yang di jahit untuk menggabungkannya. Benang untuk menerbangkannyapun terbuat dari pintalan serat batang pohon yang sudah di keringkan.

Selain kami, ada seorang bapak yang tertarik akan layang-layang unik ini. Untungnya si pemilik layang-layang tidak pelit memberikan informasi bahkan dia bersedia menerbangkan layang-layangnya. Sangat menakjubkan, layang-layang yang terlihat rapuh itu bisa terbang dan sejajar dengan layangan lainnya. Menikmati keindahan dan suara yang dikeluarkan dari pita yang di pasang di layang-layang menjadi daya tarik sendiri bagi kami yang sudah termakan arus modernisasi. Maksud saya tentang modernisasi disini adalah, sebagain diantara kita tentu hanya mengetahui bahan pembuat layang-layang dari bamboo, kertas, kain, dan parasut. Tetapi dengan adanya festival ini kami dapat mengetahui bahwa layang-layang sudah ada sebelum manusia mengenal kertas dan parasut.
Setelah puas mengambil photo dan menikmati layang-layang, kami melanjutkan untuk menjelajahi tepi pantai Glagah yang berpasir hitam. Walaupun hanya turis local yang kelihatan, ini membuktikan bahwa masih banyak tempat-tempat indah yang belum diketahui orang. Kami berjalan disepanjang pesisir pantai sambil mencari engel yang bagus untuk mengambil gambar. Sebagai penikmat keindahan alam, saya tidak pernah bosan untuk mengabadikan si merah bundar yang akan tenggelam.

Beberapa catatan penting:

  • Apabila sudah merencanakan suatu perjalanan, jangan biasakan menunda keberangkatan.
  • Kalau mau menonton festival layang-layang datanglah dari pagi.
  • Ingat, masih banyak keindahan alam yang tersembunyi dan patut kita banggakan dari bumi nusantara ini.
 
 
 
 
Layang-layang yang tersisa
 
Baim dengan kenarsisanya
 
Layang-layang khas Sulawesi Tenggara yang terbuat dari daun kering
 
Hasil jepretan Baim
 
Sahar shoot
 
It's me
 
Si merah yang sembunyi
 
Sandaljpit
 
Baim narsis


Sabtu, 19 Oktober 2013

Festival Layang-layang di pantai Galagah Part I


Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan ku timbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
      Bermain..
      Berlari..
Bermain layang-layang
Bermain kubawa ketengah lapang
Hati gembira dan riang

Lagu masa kecil diatas mengingatkanku pada festival layang-layang yang diadakan di pantai Glagah pada tanggal 19 Oktober 2013 kemaren. Mendapat informasi disalah satu social media aku dan kak sahar merencanakan untuk melihat festival itu. Kesenangan kita akan jalan-jalan dan bersenang-senang, menjadikan festival ini pilihan liburan akhir pekan yang sungguh menarik. Setelah merencanakan dengan matang, kami bersiap-siap berangkat. Sore itu langit kelihatan mendung, dan berharap tidak akan hujan. Tidak lucu kalau niat menonton layang-layang yang menari menjadi terhalang oleh hujan. Sekitar pukul 4.00 sore, berangkat lah kita ke pantai glagah. Bermodal pengetahuan yang secukupnya dan petunjuk jalan serta menyempatkan “say hi” ke orang di tepi jalan dengan maksud bertanya, kak sahar menggas motornya dengan cepat menuju ke glagah. Cepat menurut kami belum tentu cepat menurut orang lain, biasanya kak sahar memacu motornya antara 40-60 km/jam itu sudah cepat menurutku. Maklum, aku sempat trouma naik motor karena dulu pernah terjatuh saat mengendarai motor.

Sekitar jam 16.30 kita sampai di pantai glagah, tentereeeeng hanya tinggal 3-4 layang-layang yang menari-nari di langit bibir pantai. Kecewaa sekali mendapati hal yang tidak seperti kita harapkan. Hehehhe *lebay mode on. Tapi aku masi tetap bersyukur bisa datang kepantai ini. Sore itu cuaca sangat bagus dan pemandangan pantai glagah sangat cocok dijadikan objek photografi. Sunset sore itu terlihat tersenyum menyambut kedatangan kami. Bentuk pantai glagah sendiri berupa teluk dan laguna dan banyak terdapat perahu-perahu wisata yang biasa digunakan untuk mengelilingi pantai sambil menikmati keindahan pantai glagah. Rasa kecewa kami bisa terobati dengan menikmati air kelapa muda yang dipesan kak sahar. Suasana romantic menghantui kami sehingga tidak akan lupa mengabadikan keindahan sore itu walaupun hanya memakai kamera hp 5 megapixel. Sedikit narsis, dengan hasil photo yang kita dapatkan hasilnya sangat bagus, apalagi kalau kita menggunakan kamera SLR yang tentu hasil jepretannya akan lebih jernih. Teman-teman yang hobi photografi dan di photo saya sarankan pantai glagah ini menjadi objek huntingan kalian. Dengan perasaan senang kami melanjutkan perjalanan pulang dan merencanakan kembali besoknya untuk melanjutkan niat melihat layang-layang.
 

 

Rabu, 16 Oktober 2013

Nutrisi Di Balik Si Pemimpin Kecil





Impian untuk memiliki sebuah keluarga yang utuh dengan kehadiran anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Selain menambah keceriaan dalam keluarga, anak merupakan penerus keturunan orang tua. Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak agar anak-anak mereka bisa menjadi kebanggaan di masa yang akan datang. Maka, butuh rencana dan persiapan yang lebih matang agar segalanya bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu, saya mencoba mengumpulkan beberapa informasi yang bisa menunjang keinginan saya mendapatkan anak-anak yang bisa dibanggakan dalam segala hal. Berbagai macam himbauan dan iklan layanan masyarakat yang sering diputar di setiap acara televisi, semakin mendorong keingintahuan saya tentang pentingnya sebuah perencanaan untuk memiliki anak. Selain dari pengalaman orang-orang terdekat, media masa seperti televisi, internet, majalah dan buku menjadi sumber informasi buat saya. Dari hasil penelusuran singkat yang saya lakukan, berbagai informasi penting membantu menjawab rasa penasaran dan menambah ilmu yang nantinya akan bermanfaat untuk saya sebagai calon ibu. Informasi seperti perencanaan kehamilan, usaha dan nutrisi untuk ibu hamil sampai ibu melahirkan serta menyusui sampai membesarkan anak menjadi semakin jelas.
Sebagai calon orang tua, saya menginginkan anak yang cerdas dan aktif. Anak yang cerdas tentu akan semakin mudah bagi kita dalam mengarahkan dan mendidiknya. Dahulu saya berfikir pengaruh faktor genetik sangat penting dalam kecerdasan anak. Tetapi setelah mengumpulkan informasi, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kecerdasan anak. Selain dari faktor genetik, nutrisi juga mempengaruhi perkembangan otak anak. Tidak hanya dari kecukupan nutrisi yang diberikan setelah anak lahir, tetapi juga saat anak berada dalam kandungan. Selain dari kecukupan nutrisi bagi ibu hamil, usaha lain untuk membantu perkembangan otak anak dengan menjaga kesehatan dan kebugaran dari seorang ibu. Senam hamil misalnya, berbagai gerakan dirancang untuk menjaga kondisi bayi agar terjaga dan ibu merasa bugar. Selain senam, terapi musik klasik merupakan alternatif lain untuk membantu perkembangan otak janin. Penting untuk diketahui, perkembangan otak anak dimulai dari semenjak anak berada di dalam kandungan, dan akan semakin aktif ketika anak berumur 0-2 tahun. Pada masa ini terjadi perkembangan otak yang cepat, dan akan melambat hingga umur 5 tahun walaupun masih ada perkembangan. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Ir. H. Hardinsyah, MS., Guru besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, yang terdapat dalam sebuah artikel di Kompas Online. Hal ini membuktikan bahwa, otak anak membutuhkan nutrisi lengkap yang harus dipenuhi seorang ibu.
Dari sekian banyak nutrisi yang saya ketahui, Air Susu Ibu (ASI) menjadi hal yang menarik untuk saya paparkan dalam artikel ini. Banyak cara dalam masyarakat untuk menghasilkan ASI yang berkualitas dan berlimpah. Diantaranya, memanfaatkan fungsi daun katuk dan vitamin perangsang ASI bagi ibu yang tidak menghasilkan ASI. Kita juga sering mendengar pemberian ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan. Walaupun sudah di sarankan dokter, masih banyak seorang ibu mengabaikan hal ini. Berbagai alasan seperti kesehatan, kesibukan, bahkan untuk menjaga penampilan menjadi alasan seorang ibu untuk memberikan bayi mereka susu formula.
Beberapa kendala dalam pemberian ASI menjadi masalah sebagian wanita. Dengan kemajuan zaman, berbagai cara bisa dilakukan oleh ibu-ibu yang disibukan oleh kerjaan sehingga bisa memberikan ASI pada si buah hati. Ada yang menggunakan jasa pengantar ASI untuk anak mereka, ada yang tergabung dalam komunitas Bank ASI, serta akhir-akhir ini ada forum yang menamakan diri mereka ayah ASI. Tentu hal ini akan membantu para ibu yang disibukan dengan kerjaan untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi. Contonya, Jasa pengantar ASI atau ojek ASI. Di mana pun si ibu berada ojek ASI siap menjemput ASI dan segera mengantarkannya kepada bayi. Hal ini akan sangat membantu ibu-ibu yang berprofesi sebagai wanita karir untuk memberikan ASI eksklusif.
Selanjutnya komunitas Bank ASI. Dalam komunitas ini, para ibu dapat memperoleh pengetahuan seputar penyimpanan ASI. ASI disimpan dalam botol kaca khusus di dalam kulkas dengan suhu yang sudah diatur dengan mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun sebagai penanda ASI. Penyimpanan ASI dengan cara seperti ini bisa bertahan hingga 2-3 bulan. Cara ini biasa dilakukan oleh ibu yang mempunyai ASI melimpah dan ketika mereka sibuk, kapan pun bayinya membutuhkan, ASI sudah bisa diberikan dengan cara menghangatkannya terlebih dahulu. Sedangkan bagi ibu yang kurang menghasilkan ASI dapat memanfaatkan jasa Bank ASI. Dengan keberadaan Bank ASI, semakin mudah oleh ibu-ibu untuk bisa saling membantu anggota bank ASI yang lain. Ibu-ibu yang tidak memiliki ASI bisa memperoleh ASI dari anggota melalui beberapa ketentuan yang sama-sama sudah disepakati. Biasanya seorang ibu akan memberikan ASI kepada ibu yang memiliki bayi berjenis kelamin sama dengan bayinya. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada pernikahan sepersusuan nantinya.
Dan yang terbaru, saya menjumpai di sebuah jejaring sosial sebuah komunitas yang bernama Ayah ASI. Komunitas ini sudah berdiri selama 5 tahun dengan tujuannya adalah saling berbagi pengalaman antar sesama ayah dan beberapa pengetahuan seputar anak dan ASI. Di sini para anggota bisa saling berbagi informasi untuk menambah peran seorang ayah dalam keluarga. Selama ini ibu bertanggung jawab untuk mendidik anak sedangkan ayah bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Secara psikologis peran ayah sangat membantu dalam pemberian ASI eksklusif. Seorang ayah memberikan semangat kepada ibu untuk terus memberikan ASI selama 6 bulan pertama bahkan lebih sampai 2 tahun. Beberapa teknik cara pemberian botol bayi dan berbagai cerita antar sesama ayah tentu akan menambah pengetahuan akan pentingnya ASI untuk perkembangan bayi mereka. Dari komunitas yang saya ketahui lewat media tersebut, terlihat begitu pentingnya peran seorang ibu dari masa kehamilan sampai dengan menyusui anaknya. Begitu pentingnya ASI sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak merupakan langkah awal untuk menciptakan calon pemimpin masa depan.
Setelah nutrisi anak tercukupi, maka peran ibu selanjutnya yaitu mendidik. Dalam hal mendidik, sedini mungkin kita sudah mengajarkan bayi untuk mengenali lingkungan di mana ia berada. Melatih berbicara, merangkak, sampai bayi bisa berjalan merupakan usaha yang dilakukan seorang ibu. Bukan berarti seorang ayah tidak terlibat dalam hal ini. Kedekatan seorang anak bersama ibu lebih mudah terjalin dikarenakan sifat ibu yang penyayang dan keteladanan ibu dalam mendidik anaknya. Seorang ibu yang peka tentu mengetahui apa saja yang dibutuhkan anaknya. Berbagai nutrisi sesuai umur anak akan membantu meningkatkan kecerdasan. Anak yang cerdas adalah anak-anak yang aktif dan mempunyai keingintahuan yang lebih. Kita dapat melihat sedini mungkin bakat yang dimiliki oleh anak. Dengan pengarahan yang baik, bakat yang dimiliki anak dapat tersalurkan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan pergaulan anak-anak di lingkungannya. Selain dari bakat seorang anak, pendidikan dalam hal pengetahuan formal juga akan membantu mempersiapkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas dari keluarga.
Dari yang sudah saya paparkan, bisa kita ambil kesimpulan bahwa untuk mempersiapkan anak menjadi pemimpin yang bertanggung jawab perlu beberapa usaha yang dilakukan oleh ibu. Selain dari nutrisi dari makanan, ASI mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam perkembangan otak. Banyak nutrisi yang terdapat dalam ASI. Perkembangan otak yang sempurna tentu akan menghasilkan anak yang cerdas dan aktif. Mendidik anak diibaratkan sebuah berlian. Semakin diasah semakin berkilau. Begitu juga dengan anak, semakin sering kita mengenalkan anak tentang berbagai hal yang baik dan yang tidak maka, akan semakin mudah bagi anak untuk mempersiapkan dirinya menghadapi lingkungan yang lebih luas sebagai calon pemimpin masa depan.



Yogyakarta, 16102013 
#LombaBlogNUB


Senin, 23 September 2013

Ujian Cinta di Pare


 “Tanggal 22 hari apa?"

“Minggu, kenapa kak? Tanyaku”.

Kamu jadi ke pare?”

“Iya jadi.”

Aku anter kamu kesana.”

Tentereeeeeng… asyiiikkkk…. J bahagia yang tak tertahan. ..

Akhirnya setelah memesan travel rute Jogja – Pare, aku dan sang kekasih berangkat jam 7 malam. Dan berharap kita akan sampai di tujuan pada pagi hari. Berkeliling di kampung inggris ini seperti mendapatkan surga baru bagiku, yang bosan akan rutinitas yang gak jelas di Jogja. Belajar sambil refreshing alternative liburan terdahsyat bagiku di akhir-akhir tahun ini. Sudah lama aku ingin ke kota ini dan merasakan aroma inggris khas jawa.

Kak sahar sebagai alumni dari kampung ini menjadi pemandu untuk mencari-cari tempat kursus. Entah berapa kilometer kita berkeliling-keliling sampai akhirnya kakiku pegal dan ingin membaringkan badan.
Pembicaraan panjang dan sebuah perdebatan selalu mewarnai topik bahasan kami. Kukuh dengan pendapat masing-masing sampai akhirnya rasa kesal dalam hati tidak mengurangi rasa sayang dan keinginan untuk memeluk dan mencium. Ini yang aku suka dari dia, tidak pernah marah, kesal, benci dengan omonganku dan keras kepalanya aku. Sejujurnya, aku tidak pernah cemburu buta dan aku sangat percaya dengan apa yang dia katakan. Perasaanku selalu tenang bersama dia.

Setelah seharian melewati waktu bersama, akhirnya saat berpisahpun datang, sedih rasanya mengingat aku sendiri di kota asing ini dan dia pergi meninggalkan aku untuk tugas yang lebih penting.

Aku akan jemput kamu 2 minggu lagi. Biarkan doa-doa kita yang memeluk kerinduan kita”.

hari kedua sampai ke ketujuh

Aku memberikan judul ini karena rencana yang semula sampai hari ke empat belas malah tertunda tujuh hari di pare. Panggilan tes mendadak ke Jakarta memaksa aku untuk cepat berkemas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tes kemampuan dasar oleh lembaga penyedia barang dan jasa. Sebagai pengangguran tingkat tinggi, aku benar-benar mengharapkan sebuah pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan keahlianku. Perasaan senang bercampur sedih melanda hari terakhirku belajar di salah satu lembaga kursus di kampung bahasa inggris. Berteman dengan brondong yang usianya jauh kebih muda membawa aku sedikit merasa menjadi ABG "alias anak baru gede" lagi. Maklum saat ini usiaku sudah cukup dewasa untuk memikirkan nasib hidupku kedepan di banding mereka yang baru melepas celana abu-abu.
Selama belajar di lembaga kursus yang aku pilih ini, aku mendapat banyak ilmu yang semula tidak aku mengerti dengan bahasa inggris. Walaupun waktu seminggu sangatlah singkat, tapi ada beberapa tutor yang berbaik hati memberikan kursus tambahan mengingat singkatnya waktu yang aku miliki. Dan benar saja, sedikit perubahan dari cara membaca bahasa burung yang rumit ini menjadi jelas untuk aku pahami. Memang benar kata kak sahar, “ kamu hanya butuh membaca dan mengulang apa yang sudah pernah diajarkan kepadamu”

Hari terakhirpun datang,

Aku sudah di pare, aku temui kamu nanti

Antara senang dan kesal, kenapa tidak ada kabar sebelumnya..

Hal semacam ini juga bikin kita marah dan mungkin ini hal yang sepele untuk memisahkan kami.

Tapi untung, dengan kesabaranku yang tersisa dan kesabaran kak sahar yang kuat, kami baikan lagi J

Sungguh laki-laki idaman, mengantar dan menjemputku sebagai bentuk sayang dan wujud janjinya kepadaku.

Mungkin kalau aku ceritakan semua, kalian pasti akan iri dengan kisahku, jadi aku putuskan stop dan menyambungnya untuk cerita berikutnya.