entah setan apa yang melintasi kami berdua sehingga terjadi perdebatan yang sebenarnya tidak penting ini. Tuhan mungkin telalu sayang kepada kami sehingga cobaan selalu diberikan dalam keseriusan niat baik kami. Malam ini akan terasa panjang bagiku, dan mata ini akan semakin semabab seiring lelah dan banyaknya airmata yang telah keluar. bahkan sampai aku menulis ini, tetesannya membasahi notebook kesayanganku.
apa kamu juga merasakan apa yang aku rasakan?
atau kamu sudah terhanyut dalam mimpi indahmu?
apakah kamu mengkhawatirkan apabila terjadi sesuatu dengan aku?
apakah kamu akan menangis kalau aku bilang saat ini aku terluka dan meratapi hubungan kita?
masih sangat jelas kata-kata puisi yang kamu tulis di blog kita.
dan masi sngat jelas kata-kata balasan dari aku atas puisimu.
bisa dihitung detik hal yang sudah manis berubah menjadi pahit.
perenungan akan keseriusan niat menjaga dan dijaga.
mencintai dan dicintai.
dan saling melengkapi.
=lewat tengah malam=
di kesunyian Malam
Selasa, 19 November 2013
Senin, 04 November 2013
Perjalanan Demi Masa Depan
Ini kali keduanya aku
ke Bali dalam waktu yang hanya berjarak satu minggu dengan liburan ke Bali
bersama keluarga. Perjalanan kali ini sangat berkesan karena menemani kak sahar
mengikuti tes calon pegawai sipil di Universitas Udayana. Dengan berbagai
informasi yang saya baca di beberapa forum backpaker, banyak bus-bus jurusan
Jogja - Bali yang menjadi rekomendasi. Setelah membandingkan sendiri dengan
mendatangi beberapa agen bus yang terkenal di jogja, akhirnya kami memilih
menaiki bus Wisata Komodo (Wiskom) yang berlokasi di janti. Dengan alasan yang
cukup sederhana memilih wiskom karena haraga yang di tawarkan lebih murah
dengan fasilitas yang sama di bandingkan bus lainnya.
Berbagai perlengkapan
tentu sudah saya siapkan dan tertata rapi di tas besar kesayangan kak sahar.
Ini kali pertamanya aku menaiki bus bersama kak sahar dalam perjalanan yang
lumayan jauh sekitar 10 jam. Keberangkatan berlokasi di salah satu agen wiskom
di janti. Harga yang sangat murah dengan fasilitas yang disediakan, bus ini
menjadi rekomendasi buat teman-teman yang ingin berangkat menggunakan bus ke
daerah timur Indonesia. Interior bus yang modern dan baru tentu memberi kenyaman
dalam perjalanan kami. Fasilitas yang ditawarkan wiskom seperti bantal dan
selimut tebal, LCD yang full film serta musik dengan sound sistim yang bagus
menemani perjalanan hingga tidak terasa kami sudah memasuki wilayah Surakarta.
Beberapa kursi yang kosong akhirnya penuh oleh penumpang yang naik di terminal
bus solo dan kernek bus membagikan snack yang terdiri dari roti dan minuman teh
kemasan.
Selama 8 jam perjalanan
darat dan akhirnya bus sampai di Ketapang, bus memasuki pelabuhan dan
bersiap-siap menyeberang menuju Gilimanuk. Dari Ketapang kita bisa melihat
kilau lampu dari pulau dewata. Selama 2
jam lebih kami menaiki feri dan akhirnya tibalah kami di pulau yang terkenal
dengan budayanya. Pemandangan yang tidak biasa yang pernah aku lihat beberapa
hari yang lalu kini aku rasakan lagi. Pura di halaman rumah, janur, dan wangi
dupa bukan hal yang aneh di Bali. selama hamper 3-4 jam tak terasa kami sudah
sampai diterminal bus Ubung yang merupakan salah satu terminal terbesar di
Bali. Turun dari bus kami langsung mengisi tenaga dengan makan nasi padang.
Nasi padang kami anggap makanan yang aman ketika berada di Bali. *aman karena
halal :D
Setelah mengisi
tenanga, kami berencana meminjam sepeda motor sebagai kendaraan yang akan kami
gunakan selama berada di Bali. Dengan diantar dua tukang ojek, kami menemukan
tempat persewaan sepeda motor yang berada di sekitar jalan Imam Bonjol. Harga
yang ditawarkan oleh sipemilik tidak begitu mahal yaitu 50 rb selama 24 jam.
Harga akan berkurang apabila meminjam lebih lama serta dilengkapi dengan dua
buah helm.
Setelah mendapatkan
kendaraan, kami melanjutkan perjalanan ke bukit Jimbaran dimana lokasi tes
diadakan. Kami berencana mencari penginapan murah yang dekat dengan lokasi tes
agar mudah dan tidak terlibat kemacetan pada hari tes. Banyak penginapan yang
terdapat sekitar kampus Udayanan. Harga permalam yang ditawarkan tergantung
dengan fasilitas yang disediakan pemilik penginapan. Akhirnya setelah
berkeliling-keliling kami mendapatkan sebuah penginapan yang murah dengan
standar hotel bintang tiga. Harga yang di patok perkamar dengan fasilitas tv,
air hangat, AC dan kulkas permalamnya adalah 150 ribu. Sangat beruntung sekali
bisa menginap di sini, dan pelayanan dari yang punya juga ramah. Sayangnya saya
lupa mengambil photo kamarnya sebagai gambaran dan perbandingan dengan
penginapan lain.
Kami sengaja tiba di
bali satu hari sebelum hari tes dengan maksud bisa beristirahat dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti tes kemampuan dasar yang diadakan di
fakultas sastra. Sebelumnya pihak panitia memilih lokasi tes di fakultas hukum.
Ada perasaan kecewa terhadap panitia tes CPNS Kemdikbud di Bali, beberapa
informasi lokasi tes tidak jauh hari ditentukan dan minimnya informasi antara
panitia dan peserta. Akhirnya, saat yang di tunggu kak sahar pun tiba. Setelah
mempersiapkan diri aku ikut menemaninya pergi tes dan menunggu hingga selesai tes.
Rasa kecewa terhadap panitia tes semakin besar dengan dipindahkannya lokasi tes
yang sangat mendadak. Walaupun jaraknya tidak begitu jauh, tetapi kesalahan
kecil seperti ini akan membuat semangat peserta menurun. Walaupun sudah agak
lama menunggu di gedung yang semula di jadwalkan, untunglah ketika di pindahkan
ke gedung lain kak sahar tidak begitu telat dan masi bisa mengerjakan soalnya.
Jam 12 lebih akhirnya tespun selesai dan kami hanya bisa berdoa yang terbaik
yang disiapkan Tuhan untuk kak sahar dan aku.
Liburan Setelah Tes
Besok harinya setelah
berkemas dari penginapan kami berangkat ke Bedugul yang merupakan tujuan awal
tempat wisata yang ingin kami kunjungi. Perjalanan kami tempuh dengan
mengendarai motor selama 2 jam lebih. Kami menikmati perjalanan, walaupun cuaca
di Bali tidak menentu kadang hujan kadang panas. Entah apa yang di pikirkan kak
sahar ketika berangkat ke bedugul dia tidak menggunakan baju lengan panjang
ataupun sweeter, sehingga dia hanya memakai baju kaos lengan pendek. Hasilnya
dengan cuaca yang sangat panas kulitnya terbakar sinar matahari, parahnya
ketika hampir sampai Bedugul tepatya di desa Baturiti hujan lebat turun dan
kami kehujanan dan sempat berhenti menunggu hujan reda. Setelah melanjutkan
perjalanan, tiba-tiba hujan turun lagi dan akhirnya kami nekat berhujanan
sampai penginapan.
Setelah membenahi
pakaian yang basah kami mencari makan disekitar danau Beratan. Sepanjang
perjalanan menuju rumah makan Taliwang, saya terkesan dengan masyarakat disana
karena mayoritas beragama muslim. Konon mereka datang dari Lombok dan mendirikan
perkampungan muslim di Bedugul. Tidak hanya masjid, didesa itu terdapat
pesantren dan beberapa spanduk yang bertuliskan selamat hari raya haji. Ini
sangat menakjubkan sekali karena ditengah pulau yang mayoritas beragama hindu
terdapat perkampungan islam yang taat. Dengan kondisi demikin, saya tidak ragu
membeli makanan yang banyak terdapat di sepanajang jalan dananu Beratan. Kami
memilih rumah makan ayam taliwang yang tepat berada di depan masuk danau.
Memang sedikit mahal harga yang patok untuk sepotong ayam betutu yang saya
pesan. Tetapi ini tidak menjadi masalah karena laparnya perut dan rasa ayam
yang dibumbui kuning itu bisa mengisi tenaga untuk jalan-jalan hari berikutnya.
Pura Ulun Danu Bratan
Pukul 08.00 kami
siap-siap berangkat ke danau. Setelah sarapan mi rebus, kami menuju pintu masuk
pura. Pura ulun danu baratan sendiri buka 24 jam. Setelah membeli tiket, kami
segera masuk dan mencari enggel yang bagus untuk mendapatkan gambar pura.
Dengan teriknya panasnya matahari sedikit susah mendapatkan gambar bagus karena
cahaya yang tidak stabil. Lingkungan sekitar pura yang sangat luas dan banyak
taman-taman yang membuat kita betah berlama-lama di sekitar pura. Untungnya
kami datang saat hari raya Galungan, sehingga kami bisa menyaksikan beberapa
penduduk asli yang memakai pakaian khas bali yang berdoa disekitar pura. Di jalan
pulang, banyak terdapat toko oleh-oleh yang menjual berbagai hasil kerajinan
penduduk dan jajanan khas pegunungan seperti kerupuk ubi, kacang rebus, jagung
manis dan stroberi sebagai oleh-oleh dari ulun danu.
Setelah puas
berfoto-foto di pura ulun danu baratan, kami bersiap-siap kembali ke kuta dan
berencana menetap satu malam di kuta. Perjalanan ke kuta sendiri kurang lebih
kami tempuh 5 jam. Kami sengaja mengambil jalan lain untuk menuju pasar
sukowati untuk membeli oleh-oleh yang terkenal murah. 1 jam lebih kami
menghabiskan waktu berkeliling-keliling pasar dan mencari beberapa barang yang
menarik. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan selama 11-2 jam ke Kuta dan
mencari penginapan sekitar jalan Poopies II. Setelah mendapatkan penginapan,
kami menyempatkan melihat sunset Pantai Kuta yang terkenal indah. Karena ini
malam terakhir berada di bali, kami berencana jalan-jalan dan mengelilingi
lokasi yang dekat dengan penginapan. Tetapi dengan tubuh yang begitu lelah,
kami mengurungkan niat dan hanya mencari makan malam.
Hari kepulangan, aku
dan kak sahar menyempatkan ke monumen bom Bali yang terletak di jalan Legian
dan tidak begitu jauh dari penginapan. Jalanan legian pagi itu sangat sepi yang
terlihat hanya penyapu jalan dan beberapa turis local yang berpoto. Sedangkan
turis asing masih tertidur pulas karena kehidupan sekitar legian dan kuta
selalu ramai dan akan terus ramai bila malam. Setelah sarapan pagi di
penginapan, kami langsung berangkat membeli oleh-oleh di jogger dan lanjut mengembalikan sepeda motor. Perjalanan ke
terminal ubung untuk menaiki bus dan kembali ke jogja kami lanjutkan dengan
menaiki angkot dengan membayar 10 ribu untuk dua orang. Sebelumnya kak Sahar
sudah memesan bus yang sama yaitu wisata komodo. Jam 2 lebih bus berangkat dan
sama seperti berangkat ke Bali, fasilitas yang ditawarkan memberi kenyamanan
bagi penumpang.
Dalam perjalanan
pulang, setelah makan malam di jember dan melanjutkan perjalanan pulang saya
teringat kata-kata kak Sahar kalau di sekitar jember ke Purbolinggo ada gardu
listrik terbesar di Indonesia yang kalau malam hari akan terlihat seperti yang
terdapat di film City of Ember. Akhirnya kami melewati gardu dan berusaha
mengambil photo walaupun tidak begitu jelas, tetapi sudah lumayan untuk kami
sebagai kenangan. Bangunan gardu sangat terang dan sangat luas. Tidak banyak
cerita dalam perjalanan pulang ini karena melewati malam dan tubuh yang lelah,
akhirnya sekitar pukul 9 pagi kami sampai di jogja dan turun di janti.
Ada beberapa hal yang
menarik yang tidak akan pernah saya lupa selama perjalanan:
- Saya ingin sekali membeli salak Bali, karena belum musimnya jadi agak jarang yang menjual salak. Sampai akhirnya terbawa mimpi dan karena kasian kak sahar akhirnya bersedia mengantarkan membeli salak di Kuta. Senangnya mendapatkan apa yang diinginkan sampai harga 75.000/kg salak tidak masalah. Agak sedikit kecewa dengan harga yang sangat mahal untuk ukuran salak.
- Selama di Bali, kami selalu makan di rumah makan padang. Dengan asumsi, rumah makan padang sudah jelas halalnya.
- Kami selalu menggunakan GPS agar mengetahui arah jalan walaupun kadang kali kami salah jalan.
- Aku dan kak sahar berharap kami bisa liburan dengan budget yang minim ala backpacker. Tetapi apa yang kami alami tidak seperti yang dibayangkan kami memang backpacker dengan budget besar.
Itulah cerita
perjalanan liburan singkat aku dan kak sahar ke Bali, dan mungkin akan ada
rencana perjalanan berikutnya yang akan aku ceritakan di postingan berikutnya. J
Pura Ulun Danu Beratan
Ayam Betutu
Danu Beratan
Narsis
Pulangnya nyempetin makan duren :D
Monumen bom Bali
Minggu, 27 Oktober 2013
Hari Kedua Bersama Keluarga di Bali
sebelumnya postingan liburan ke Bali kemaren,
masih ada beberapa daerah yang aku kunjungi tetapi tidak disebutkan di sana. Beberapa
daerah itu mungkin sudah sangat sering didengar bahkan di kunjungi oleh
teman-teman. Karena hari itu terakhir kami di bali, maka diputuskan untuk
mengunjungi objek wisata yang dekat dari bandara dan tidak jauh dari kuta. Maka
diputuskanlah pagi itu kami berangkat ke pantai kuta dan menyempatkan berfoto
di beberapa ikon pantai kuta. Setelah itu garuda wisnu kencana menjadi tujuan
kami selanjutnya.
Banyak cerita yang berkaitan dengan objek wisata
ini, salah satunya patung garuda wisnu kencana (GWK) yang merupakan hasil karya
salah satu pemahat bali yang terkenal. Entah karena hal apa, beberapa bagian
dari patung ini belum sempat terpasang dan masih terletak di beberapa lokasi
yang saya sebutkan tadi. Mungkin kalau jadi disatukan, patung ini tentu akan
berukuran sangat besar dan tentu lebih menarik. Menurut si penjaga yang saya tanya,
penyelesaian patung ini direncanakan sekitar 2016 mendatang.
Setelah berkeliling dan berfoto, tentu kita merasakan dehidrasi yang tinggi. Teman-teman tidak usah khawatir, karena sepanajng jalan keluar banyak terdapat tempat makan yang menyediakan berbagai minuman segar dana makanan.
Perjalanan selanjutnya kami lanjutkan dengan berburu oleh-oleh di kawasan kuta tepatnya pertokoan jogger. Tidak banyak yang saya beli, hanya kaos jogger dan beberapa makanan seperti pia susu dan pia legong khas bali. Ada juga salak khas bali yang bernama salak gula pasir yang menjadi salah satu tentengan belanja mama. Tepat pukul 13.00 kami menuju hotel dan berkemas untuk chek out. Setelah memeriksa perlengkapan dan barang bawaaan, ada salah satu tas penting yang entah dimana tertinggalnya. Tas kamera yang berisi handycam dan perlengkapan lainya mengkhawatirkan kami sekeluarga. Beberapa video yang terdapat di handycam tersebut menjadi kenangan untuk kami yang belum sempat di pindahkan ke computer.
Dengan perasaan lega, kami langsung berangkat
kebandara dan berpisah dengan keluarga dalam perjalanan pulang. Keluarga tentu
mereka akan balik ke bukittinggi dan saya balik ke jogja untuk menyelesaikan
urusan yang tertunda.
Objek wisata ini terletak di bukit jimbaran bali.
Tidak jauh dari bandara Ngurah rai, hanya sekitar 30 menit naik mobil. Letaknya
yang berada di dataran tinggi, menjadikan tempat ini salah satu gardu pandang
terbaik di Bali untuk menikmati pemandangan kuta dan pantai sekitar jimbaran.
Di lokasi objek wisata ini terdapat tiga lokasi inti yang tidak begitu jauh antara
satu dengan lainnya. Memasuki pintu masuk, kita akan disuguhkan oleh lapangan
luas dan tebing-tebing yang sepertinya di bentuk untuk menambah daya tarik
objek wisata ini. Lokasi kedua yaitu dimana terdapat burung garuda besar yang
menoleh kekiri. Sedangkan lokasi ketiga patung wisnu tanpa tangan yang disalah
satu sudut area ini dipasang teleskop pantau yang dioperasikan dengan koin.
Koinnya sendiri bisa kita dapatkan dengan menukar uang 5000 kepada petugas loket
penukaran.
Setelah berkeliling dan berfoto, tentu kita merasakan dehidrasi yang tinggi. Teman-teman tidak usah khawatir, karena sepanajng jalan keluar banyak terdapat tempat makan yang menyediakan berbagai minuman segar dana makanan.
Perjalanan selanjutnya kami lanjutkan dengan berburu oleh-oleh di kawasan kuta tepatnya pertokoan jogger. Tidak banyak yang saya beli, hanya kaos jogger dan beberapa makanan seperti pia susu dan pia legong khas bali. Ada juga salak khas bali yang bernama salak gula pasir yang menjadi salah satu tentengan belanja mama. Tepat pukul 13.00 kami menuju hotel dan berkemas untuk chek out. Setelah memeriksa perlengkapan dan barang bawaaan, ada salah satu tas penting yang entah dimana tertinggalnya. Tas kamera yang berisi handycam dan perlengkapan lainya mengkhawatirkan kami sekeluarga. Beberapa video yang terdapat di handycam tersebut menjadi kenangan untuk kami yang belum sempat di pindahkan ke computer.
Lama berfikir, tanpa merasakan lapar akhirnya da
vika berangkat memakai motor yang di pinjam dari satpam hotel menuju panatai
kuta. Untungnya sesampai disana tas berharga tersebut masih di simpan si
pemilik warug. Dengan kejadian itu, saya sangat kagum dengan kejujuran
masyarakat bali terhadap wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Pantai Kuta pukul 08.00 pagi
HR Hotel Kuta
Garuda di kompleks GWK
Papa meneroponng melihat hamparan laut dari bukit Jimbaran di GWK
Narsiz bersama Wisnu di GWK
Sabtu, 26 Oktober 2013
Bali Part I
Saya membagi cerita ini
menjadi dua bagian. Yang pertama cerita liburan kebali bersama keluarga dan
yang kedua liburan kebali bersama kak sahar sembari menemani dia tes CPNS di
Universitas Udayana. Nah pada bagian ini, saya akan bercerita tentang
menariknya liburan bersama keluarga besar.
Sudah lama kami
sekeluarga merencanakan liburan bersama ke sebuah tempat yang berada di luar
pulau Sumatra. Entah kenapa momen wisuda menjadi ajang pemanfaatan waktu
liburan bagi orang tua dan kaka-kakaku untuk mengambil cuti yang agak lama. Benar
saja, wisuda ku yang sudah ditetapkan pada hari kamis menjadi sangat menarik
bagi keluargaku untuk merencanakan liburan keluar kota sembari menghadiri
upacara sakral gelar masterku. Setelah hampir sebulan berdiskusi, kami
sekeluarga memutuskan Bali sebagai tempat yang beruntung kami kunjungi.
*Sombongnyaaaaa…. J
Tepatnya dua hari
setelah acara wisudaku dan setelah puas berkeliling di jogja, kami sekeluarga
berangkat menuju bandara adi sucipto Yogyakarta untuk menaiki pesawat yang
menerbangkan kami ke bandara Ngurah Rai Bali. Tepat pukul 15.45 pesawat terbang
menuju pulau dewata. Dengan perbedaan waktu lebih cepat satu jam, kami tiba di
bali sudah gelap dan tercium aroma khas Bali sambil menunggu datangnya bagasi.
Keluar dari bandara
kami langsung disambut oleh driver hotel Ibis kuta yang sebelumnya sudah di
pesan oleh teman kakaku saya yang berada di bali. Jadi tanpa susah payah, kami
langsung di bawa ke tempat beristirahat yang tidak begitu jauh dari bandara. Penawaran
harga dan fasilitas kamar serta sarapan yang ditawarkan hotel sebanding dengan
harga yang dipatok si menejer. Dengan harga yang lumayan mahal, dan kenyamanan
yang ditawarkan tetap saja aku bermasalah dengan tidur. Entah apa masalahnya
setiap tempat baru yang aku kunjungi mata dan pencernanku menjadi tidak normal
dan membutuhkan penyesuain, sehingga malam itu saya hanya tidur satu jam, dan
menunggu pagi yang sangat lama.
Akhirnyaaaa, setelah
sarapan dengan menu yang serba ada, perjalananpun dimulai dengan mengunjungi pusat
oleh-oleh kerajinan batik Sari Amerta sambil menunggu dimulainya pertunjukan
barong dan keris di Jambe budaya daerah Batubulan. Di galeri ini, kita bias menjumpai
berbagai hasil kerajinan bali mulai dari batik bali, kain khas bali, tenunan
bali, dan lukisan-lukisan dari seniman bali. Disini, kita juga bias melihat
proses pembatikan kain batik bali yang tidak jauh berbeda dengan cara membatik
pada umumnya.
Waktu pertunjukan
barong dan kerispun dimulai. Disini para turis disajikan kesenian bali yang
diawali dengan tari pendet dan cerita tentang barong dan keris yang terdiri
dari beberapa bagian. Barong dan keris sendiri merupakan cerita yang
menggambarkan tentang kebajikan dan kebatilan. Barong adalah wujud kebajikan
sedangkan kebatilan berwujud Rangda. Singkat cerita dari drama ini, barong
mempunyai kesaktian berupa kekebalan yang tidak bisa dilawan oleh rangda. Berbagai
usaha yang dilakukan rangda termasuk memberi kekebalan kepada pengikutnya
menjadikan pertarungan antara barong dan rangda tidak pernah berakhir. Sedangkan
keris adalah senjata yang digunakan pengikut rangda untuk membunuh barong. Tetapi
tetap saja tidak berhasil. Satu hal yang menarik dalam pertunjukan ini adalah
hadirnya seorang juru kunci diatas panggung sambil membakar dupa dan sesajen
yang berjalan mengitari panggung. Konon katanya saat si penari memegang keris
mereka dirasuki oleh parah roh nenek moyang yang memberikan kekebalan. Pertunjukan
ini sama halnya seperti debus yang memperlihatkan kekebalan. Dalam sebuh
pertunjukan juga sering terjadi kesurupan pemain yang bertingkah aneh. Dan apabila
hal ini terjadi, si juru kunci berperan penting untuk menyadarkan si pemain. Sebuah
pertunjukan yang menarik yang sebaiknya dikunjungi ketika berada di bali. Terakhir
sebagai kenangan, para turis diijinkan berphoto dengan si barong dan penari
bali yang ada di lingkungan teater.
Berangkat dari
batubulan, kami langsung ke Tanjung Benoa untuk menikmati water sport yang merupakan
ciri khas objek wisata ini. Berbagai permainan air tersedia disini. Tetapi sangat
disayangkan tariff yang dikenakan disetiap permainan sangat mahal untuk turis
lokal atau para back paker. Bersama saudara laki-laki saya, kami memilih
paraseling untuk menantang adrenalin terbang menggunakan parasut yang ditarik
oleh speedboat sebanyak satu kali putaran selama 15 menit. Rasa deg-degan tentu
menghujani kami, tapi karena besarnya rasa penasaran, akhirnya secara
bergantian kami terbang. Waaaahhhhh kata-kata yang pertama muncul ketika berada
di atas permukaan laut bening dengan hamparan terumbu karang di bawahnya. Terlihat
pemandangan bawah laut dari atas paraseling menandakan bersihnya air laut tanjung
benoa dari pencemaran. Hal yang sepatutnya di tiru oleh beberapa daerah yang
terdapat di pesisir Indonesia untuk menjaga kebersihan laut, sehingga ekosistim
laut terus berlangsung.
Setelah puas terbang
dengan paraseling, kami melanjutkan perjalanan kepulau penyu. Untuk mengunjungi
pulau ini, dikenakan biaya 100 ribu perorang. Biaya tersebut bisa saja mahal
karena kita harus menaiki perahu yang telah berjejer di pinggiran pantai. Biaya
akan terasa lebih murah apabila semakin banyak turis dalam perahu asalkan tidak
melebihi kapasitas siperahu sendiri. Menaiki perahu kita mendapat roti sebagai
umpan agar ikan-ikan mendekat keperahu dan kita bias menikmati berbagai jenis
ikan karang yang bermain sambil menyantap roti yang kita kasih. Setelah itu,
perjalanan dilanjutkan ke pulau penyu sebagai tujuan utama. Memasuki pulau ini,
saya sedikit kecewa karena tidak seperti yang saya bayangkan. Lokasi ini lebih
terlihat seperti pusat penangkaran penyu yang hanya terdapat beberapa penyu. Walaupun
begitu, kami tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan sipenyu-penyu untuk
berpose bersama. Selain penyu terdapat juga berbagai hewan khas bali seperti
elang bali, iguana, ular, kalong yang sudah di jinakan dan bisa ikut berphoto.
Setengah hari
perjalanan kami merasakan lapar dan memutuskan untuk mencari rumah makan yang
halal. Sekarang ini, tidak susah untuk mencari makanan halal di bali, karena
sudah banyak tersedia makanan padang dan berlabel halal. Sehingga kita tidak
ragu untuk mengisi perut penyedia energy ke lokasi berikutnya.
Tanah lot adalah tempat
terakhir yang kami kunjungi pada hari itu. Kata orang, tidak afdol rasanya kalo
ke Bali tidak mengunjungi tanah lot. Saya tidak akan banyak bercerita tentang
tanah lot ini, karena pasti banyak diantara kita yang sudah pernah ke sini atau
hanya mengetahui dari orang-orang yang sudah pernah berkunjung, bahkan dengan
adanya internet banyak para blogger lainnya yang membuat cerita tentang tanah
lot.
Keeksotisan pulau
dewata ini, menjadi daya tarik banyak orang untuk berlibur dan menikmati nuansa
budaya khas bali. Tidak salah, banyak para pecinta photografi menjadikan Bali
sebagai objek photo mereka.
uni Launa dengan Pembatik bali di Sari Amerta
Photo bersama Barong dan penari bali
Si juru kunci sedang berdoa dalam pertarungan barong dan keris
Siap-siap terbang
Meendarat
Minggu, 20 Oktober 2013
Festival Layang-layang Glagah Part II
Melanjutkan kekecewaan akhir
pekan di festival layang-layang Glagah sebelumnya, kami mempersiapkan bekal
untuk minggu terakhir liburan kami. Memanfaatkan hari libur terbiasa aku
dan kak sahar lakukan walaupun hanya mencicipi makanan khas dan uni atau yang
belum pernah kami coba. Nah akhir minggu ini adalah hari terakhir diadakanya
festival layang-layang di Galagah.
Jarak pantai glagah
dari pusat kota jogja yang lumayan jauh, kami putuskan untuk berangkat lebih
siang. Perjalanan ini berbeda dari yang sebelumnya, baim salah satu teman kak
sahar yang berlibur ke jogja ingin ikut bersama kami menikmati keindahan pantai
glagah dan festival layang-layang. Hamper 2 jam kami menunggu, baim tapi tak
kunjung datang, akhirnya dengan berbagai percakapan antara baim dan kak sahar
kami putuskan untuk berangkat duluan dan baim menyusul dengan motor hitamnya.
Sesampainya kami di
glagah ternyata festival sudah selesai, hanya beberapa layangan yang di terbangkan.
Bermacam layang-layang sebenarnya kita bisa temui disini. Karena kedatangan
kami yang terlambat apa boleh buat, kami hanya menikmati beberapa layang-layang
yang melenggak lenggok bagai penari jaipong.
Beberapa menit kami
sampai, baim pun datang dan langsung narsis dengan kamera handphonenya. Tidak lupa
juga dia langsung update di beberapa acount jejaring social yang dia miliki. Lucu
memeng tingkah anak ini, sikap dan tingkah lakjunya mencairkan suasana dan menambah
senyum bahkan tertawa buat aku dan kak sahar.
Walaupun sudah agak
sore tetapi masih ada beberapa layangan yang diterbangkan oleh pemiliknya
sebagai bentuk hobi dan pengenalan layang-layang yang dia miliki. Dari beberapa
layang-layang yang tersisa, ada sebuah layang-layang yang menarik langkahku
untuk mengetahui dan mengabadikan sosok kokohnya yang terlihat rapuh itu. Saya lupa
apa namaya, yang pasti layangan ini berasal dari Sulawesi Tenggara dan merupakan
layang-layang tradisional yang dulu sempat popular. Layangan ini terbuat dari
daun kering yang di jahit untuk menggabungkannya. Benang untuk
menerbangkannyapun terbuat dari pintalan serat batang pohon yang sudah di
keringkan.
Selain kami, ada
seorang bapak yang tertarik akan layang-layang unik ini. Untungnya si pemilik layang-layang
tidak pelit memberikan informasi bahkan dia bersedia menerbangkan layang-layangnya.
Sangat menakjubkan, layang-layang yang terlihat rapuh itu bisa terbang dan
sejajar dengan layangan lainnya. Menikmati keindahan dan suara yang dikeluarkan
dari pita yang di pasang di layang-layang menjadi daya tarik sendiri bagi kami
yang sudah termakan arus modernisasi. Maksud saya tentang modernisasi disini
adalah, sebagain diantara kita tentu hanya mengetahui bahan pembuat layang-layang
dari bamboo, kertas, kain, dan parasut. Tetapi dengan adanya festival ini kami
dapat mengetahui bahwa layang-layang sudah ada sebelum manusia mengenal kertas
dan parasut.
Setelah puas mengambil
photo dan menikmati layang-layang, kami melanjutkan untuk menjelajahi tepi
pantai Glagah yang berpasir hitam. Walaupun hanya turis local yang kelihatan, ini
membuktikan bahwa masih banyak tempat-tempat indah yang belum diketahui orang. Kami
berjalan disepanjang pesisir pantai sambil mencari engel yang bagus untuk
mengambil gambar. Sebagai penikmat keindahan alam, saya tidak pernah bosan
untuk mengabadikan si merah bundar yang akan tenggelam.
Beberapa catatan
penting:
- Apabila sudah merencanakan suatu perjalanan, jangan biasakan menunda keberangkatan.
- Kalau mau menonton festival layang-layang datanglah dari pagi.
- Ingat, masih banyak keindahan alam yang tersembunyi dan patut kita banggakan dari bumi nusantara ini.
Layang-layang yang tersisa
Baim dengan kenarsisanya
Layang-layang khas Sulawesi Tenggara yang terbuat dari daun kering
Hasil jepretan Baim
Sahar shoot
It's me
Si merah yang sembunyi
Sandaljpit
Baim narsis
Sabtu, 19 Oktober 2013
Festival Layang-layang di pantai Galagah Part I
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan ku timbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain..
Berlari..
Bermain layang-layang
Bermain kubawa ketengah lapang
Hati gembira dan riang
Lagu masa kecil diatas mengingatkanku pada festival layang-layang yang diadakan di pantai Glagah pada tanggal 19 Oktober 2013 kemaren. Mendapat informasi disalah satu social media aku dan kak sahar merencanakan untuk melihat festival itu. Kesenangan kita akan jalan-jalan dan bersenang-senang, menjadikan festival ini pilihan liburan akhir pekan yang sungguh menarik. Setelah merencanakan dengan matang, kami bersiap-siap berangkat. Sore itu langit kelihatan mendung, dan berharap tidak akan hujan. Tidak lucu kalau niat menonton layang-layang yang menari menjadi terhalang oleh hujan. Sekitar pukul 4.00 sore, berangkat lah kita ke pantai glagah. Bermodal pengetahuan yang secukupnya dan petunjuk jalan serta menyempatkan “say hi” ke orang di tepi jalan dengan maksud bertanya, kak sahar menggas motornya dengan cepat menuju ke glagah. Cepat menurut kami belum tentu cepat menurut orang lain, biasanya kak sahar memacu motornya antara 40-60 km/jam itu sudah cepat menurutku. Maklum, aku sempat trouma naik motor karena dulu pernah terjatuh saat mengendarai motor.
Sekitar jam 16.30 kita sampai di pantai glagah, tentereeeeng hanya tinggal 3-4 layang-layang yang menari-nari di langit bibir pantai. Kecewaa sekali mendapati hal yang tidak seperti kita harapkan. Hehehhe *lebay mode on. Tapi aku masi tetap bersyukur bisa datang kepantai ini. Sore itu cuaca sangat bagus dan pemandangan pantai glagah sangat cocok dijadikan objek photografi. Sunset sore itu terlihat tersenyum menyambut kedatangan kami. Bentuk pantai glagah sendiri berupa teluk dan laguna dan banyak terdapat perahu-perahu wisata yang biasa digunakan untuk mengelilingi pantai sambil menikmati keindahan pantai glagah. Rasa kecewa kami bisa terobati dengan menikmati air kelapa muda yang dipesan kak sahar. Suasana romantic menghantui kami sehingga tidak akan lupa mengabadikan keindahan sore itu walaupun hanya memakai kamera hp 5 megapixel. Sedikit narsis, dengan hasil photo yang kita dapatkan hasilnya sangat bagus, apalagi kalau kita menggunakan kamera SLR yang tentu hasil jepretannya akan lebih jernih. Teman-teman yang hobi photografi dan di photo saya sarankan pantai glagah ini menjadi objek huntingan kalian. Dengan perasaan senang kami melanjutkan perjalanan pulang dan merencanakan kembali besoknya untuk melanjutkan niat melihat layang-layang.
Rabu, 16 Oktober 2013
Nutrisi Di Balik Si Pemimpin Kecil
Impian
untuk memiliki sebuah keluarga yang utuh dengan kehadiran anak adalah dambaan
setiap pasangan suami istri. Selain menambah keceriaan dalam keluarga, anak
merupakan penerus keturunan orang tua. Setiap orang tua tentu menginginkan yang
terbaik untuk anak-anak agar anak-anak mereka bisa menjadi kebanggaan di masa
yang akan datang. Maka, butuh rencana dan persiapan yang lebih matang agar
segalanya bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu, saya mencoba
mengumpulkan beberapa informasi yang bisa menunjang keinginan saya mendapatkan
anak-anak yang bisa dibanggakan dalam segala hal. Berbagai macam himbauan dan
iklan layanan masyarakat yang sering diputar di setiap acara televisi, semakin
mendorong keingintahuan saya tentang pentingnya sebuah perencanaan untuk
memiliki anak. Selain dari pengalaman orang-orang terdekat, media masa seperti televisi,
internet, majalah dan buku menjadi sumber informasi buat saya. Dari hasil penelusuran
singkat yang saya lakukan, berbagai informasi penting membantu menjawab rasa
penasaran dan menambah ilmu yang nantinya akan bermanfaat untuk saya sebagai
calon ibu. Informasi seperti perencanaan kehamilan, usaha dan nutrisi untuk ibu
hamil sampai ibu melahirkan serta menyusui sampai membesarkan anak menjadi semakin
jelas.
Sebagai
calon orang tua, saya menginginkan anak yang cerdas dan aktif. Anak yang cerdas
tentu akan semakin mudah bagi kita dalam mengarahkan dan mendidiknya. Dahulu
saya berfikir pengaruh faktor genetik sangat penting dalam kecerdasan anak.
Tetapi setelah mengumpulkan informasi, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
meningkatkan kecerdasan anak. Selain dari faktor genetik, nutrisi juga mempengaruhi
perkembangan otak anak. Tidak hanya dari kecukupan nutrisi yang diberikan
setelah anak lahir, tetapi juga saat anak berada dalam kandungan. Selain dari
kecukupan nutrisi bagi ibu hamil, usaha lain untuk membantu perkembangan otak
anak dengan menjaga kesehatan dan kebugaran dari seorang ibu. Senam hamil
misalnya, berbagai gerakan dirancang untuk menjaga kondisi bayi agar terjaga
dan ibu merasa bugar. Selain senam, terapi musik klasik merupakan alternatif
lain untuk membantu perkembangan otak janin. Penting untuk diketahui,
perkembangan otak anak dimulai dari semenjak anak berada di dalam kandungan, dan
akan semakin aktif ketika anak berumur 0-2 tahun. Pada masa ini terjadi
perkembangan otak yang cepat, dan akan melambat hingga umur 5 tahun walaupun
masih ada perkembangan. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Ir. H. Hardinsyah, MS., Guru
besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, yang terdapat dalam sebuah artikel di Kompas Online. Hal ini
membuktikan bahwa, otak anak membutuhkan nutrisi lengkap yang harus dipenuhi
seorang ibu.
Dari
sekian banyak nutrisi yang saya ketahui, Air Susu Ibu (ASI) menjadi hal yang
menarik untuk saya paparkan dalam artikel ini. Banyak cara dalam masyarakat
untuk menghasilkan ASI yang berkualitas dan berlimpah. Diantaranya,
memanfaatkan fungsi daun katuk dan vitamin perangsang ASI bagi ibu yang tidak
menghasilkan ASI. Kita juga sering mendengar pemberian ASI ekslusif sampai bayi
berusia 6 bulan. Walaupun sudah di sarankan dokter, masih banyak seorang ibu
mengabaikan hal ini. Berbagai alasan seperti kesehatan, kesibukan, bahkan untuk
menjaga penampilan menjadi alasan seorang ibu untuk memberikan bayi mereka susu
formula.
Beberapa
kendala dalam pemberian ASI menjadi masalah sebagian wanita. Dengan kemajuan
zaman, berbagai cara bisa dilakukan oleh ibu-ibu yang disibukan oleh kerjaan
sehingga bisa memberikan ASI pada si buah hati. Ada yang menggunakan jasa
pengantar ASI untuk anak mereka, ada yang tergabung dalam komunitas Bank ASI,
serta akhir-akhir ini ada forum yang menamakan diri mereka ayah ASI. Tentu hal
ini akan membantu para ibu yang disibukan dengan kerjaan untuk memberikan ASI
ekslusif kepada bayi. Contonya, Jasa pengantar ASI atau ojek ASI.
Di mana pun si ibu berada ojek ASI siap menjemput ASI dan segera mengantarkannya
kepada bayi. Hal ini akan sangat membantu ibu-ibu yang berprofesi sebagai
wanita karir untuk memberikan ASI eksklusif.
Selanjutnya komunitas
Bank ASI. Dalam komunitas ini, para ibu dapat memperoleh pengetahuan seputar
penyimpanan ASI. ASI disimpan dalam botol kaca khusus di dalam kulkas dengan
suhu yang sudah diatur dengan mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun sebagai
penanda ASI. Penyimpanan ASI dengan cara seperti ini bisa bertahan hingga 2-3
bulan. Cara ini biasa dilakukan oleh ibu yang mempunyai ASI melimpah dan ketika
mereka sibuk, kapan pun bayinya membutuhkan, ASI sudah bisa diberikan dengan
cara menghangatkannya terlebih dahulu. Sedangkan bagi ibu yang kurang
menghasilkan ASI dapat memanfaatkan jasa Bank ASI. Dengan keberadaan Bank ASI,
semakin mudah oleh ibu-ibu untuk bisa saling membantu anggota bank ASI yang
lain. Ibu-ibu yang tidak memiliki ASI bisa memperoleh ASI dari anggota melalui
beberapa ketentuan yang sama-sama sudah disepakati. Biasanya seorang ibu akan
memberikan ASI kepada ibu yang memiliki bayi berjenis kelamin sama dengan
bayinya. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada pernikahan sepersusuan nantinya.
Dan
yang terbaru, saya menjumpai di sebuah jejaring sosial sebuah komunitas yang
bernama Ayah ASI. Komunitas ini sudah berdiri selama 5 tahun dengan tujuannya
adalah saling berbagi pengalaman antar sesama ayah dan beberapa pengetahuan
seputar anak dan ASI. Di sini para anggota bisa saling berbagi informasi untuk
menambah peran seorang ayah dalam keluarga. Selama ini ibu bertanggung jawab
untuk mendidik anak sedangkan ayah bertanggung jawab mencari nafkah untuk
keluarganya. Secara psikologis peran ayah sangat membantu dalam pemberian ASI
eksklusif. Seorang ayah memberikan semangat kepada ibu untuk terus memberikan
ASI selama 6 bulan pertama bahkan lebih sampai 2 tahun. Beberapa teknik cara pemberian
botol bayi dan berbagai cerita antar sesama ayah tentu akan menambah
pengetahuan akan pentingnya ASI untuk perkembangan bayi mereka. Dari komunitas
yang saya ketahui lewat media tersebut, terlihat begitu pentingnya peran seorang
ibu dari masa kehamilan sampai dengan menyusui anaknya. Begitu pentingnya ASI
sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak merupakan langkah
awal untuk menciptakan calon pemimpin masa depan.
Setelah
nutrisi anak tercukupi, maka peran ibu selanjutnya yaitu mendidik. Dalam hal
mendidik, sedini mungkin kita sudah mengajarkan bayi untuk mengenali lingkungan
di mana ia berada. Melatih berbicara, merangkak, sampai bayi bisa berjalan
merupakan usaha yang dilakukan seorang ibu. Bukan berarti seorang ayah tidak
terlibat dalam hal ini. Kedekatan seorang anak bersama ibu lebih mudah terjalin
dikarenakan sifat ibu yang penyayang dan keteladanan ibu dalam mendidik
anaknya. Seorang ibu yang peka tentu mengetahui apa saja yang dibutuhkan
anaknya. Berbagai nutrisi sesuai umur anak akan membantu meningkatkan
kecerdasan. Anak yang cerdas adalah anak-anak yang aktif dan mempunyai keingintahuan
yang lebih. Kita dapat melihat sedini mungkin bakat yang dimiliki oleh anak.
Dengan pengarahan yang baik, bakat yang dimiliki anak dapat tersalurkan. Hal ini
juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan pergaulan anak-anak
di lingkungannya. Selain dari bakat seorang anak, pendidikan dalam hal
pengetahuan formal juga akan membantu mempersiapkan anak untuk berinteraksi
dengan lingkungan yang lebih luas dari keluarga.
Dari
yang sudah saya paparkan, bisa kita ambil kesimpulan
bahwa untuk mempersiapkan anak menjadi pemimpin yang bertanggung jawab perlu
beberapa usaha yang dilakukan oleh ibu. Selain dari nutrisi dari makanan, ASI
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam perkembangan otak. Banyak nutrisi
yang terdapat dalam ASI. Perkembangan otak yang sempurna tentu akan
menghasilkan anak yang cerdas dan aktif. Mendidik anak diibaratkan sebuah
berlian. Semakin diasah semakin berkilau. Begitu juga dengan anak, semakin
sering kita mengenalkan anak tentang berbagai hal yang baik dan yang tidak
maka, akan semakin mudah bagi anak untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
lingkungan yang lebih luas sebagai calon pemimpin masa depan.
Yogyakarta, 16102013
#LombaBlogNUB
Senin, 23 September 2013
Ujian Cinta di Pare
“Tanggal 22 hari apa?"
“Minggu, kenapa kak?
Tanyaku”.
“Kamu jadi ke pare?”
“Iya jadi.”
“Aku anter kamu kesana.”
Tentereeeeeng…
asyiiikkkk…. J
bahagia yang tak tertahan. ..
Akhirnya setelah
memesan travel rute Jogja – Pare, aku dan sang kekasih berangkat jam 7 malam.
Dan berharap kita akan sampai di tujuan pada pagi hari. Berkeliling di kampung
inggris ini seperti mendapatkan surga baru bagiku, yang bosan akan rutinitas
yang gak jelas di Jogja. Belajar sambil refreshing alternative liburan terdahsyat
bagiku di akhir-akhir tahun ini. Sudah lama aku ingin ke kota ini dan merasakan
aroma inggris khas jawa.
Kak sahar sebagai
alumni dari kampung ini menjadi pemandu untuk mencari-cari tempat
kursus. Entah berapa kilometer kita berkeliling-keliling sampai akhirnya kakiku
pegal dan ingin membaringkan badan.
Pembicaraan panjang dan
sebuah perdebatan selalu mewarnai topik bahasan kami. Kukuh dengan pendapat
masing-masing sampai akhirnya rasa kesal dalam hati tidak mengurangi rasa sayang
dan keinginan untuk memeluk dan mencium. Ini yang aku suka dari dia, tidak
pernah marah, kesal, benci dengan omonganku dan keras kepalanya aku.
Sejujurnya, aku tidak pernah cemburu buta dan aku sangat percaya dengan apa
yang dia katakan. Perasaanku selalu tenang bersama dia.
Setelah seharian
melewati waktu bersama, akhirnya saat berpisahpun datang, sedih rasanya
mengingat aku sendiri di kota asing ini dan dia pergi meninggalkan aku untuk
tugas yang lebih penting.
“Aku akan jemput kamu 2 minggu lagi. Biarkan doa-doa kita yang
memeluk kerinduan kita”.
hari kedua sampai ke
ketujuh
Aku memberikan judul
ini karena rencana yang semula sampai hari ke empat belas malah tertunda
tujuh hari di pare. Panggilan tes mendadak ke Jakarta memaksa aku untuk cepat
berkemas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tes kemampuan dasar oleh
lembaga penyedia barang dan jasa. Sebagai pengangguran tingkat tinggi, aku
benar-benar mengharapkan sebuah pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan
keahlianku. Perasaan senang bercampur sedih melanda hari terakhirku belajar di
salah satu lembaga kursus di kampung bahasa inggris. Berteman dengan brondong
yang usianya jauh kebih muda membawa aku sedikit merasa menjadi ABG "alias anak baru gede" lagi. Maklum
saat ini usiaku sudah cukup dewasa untuk memikirkan nasib hidupku kedepan di banding mereka yang baru melepas celana abu-abu.
Selama belajar di
lembaga kursus yang aku pilih ini, aku mendapat banyak ilmu yang semula tidak
aku mengerti dengan bahasa inggris. Walaupun waktu seminggu sangatlah singkat,
tapi ada beberapa tutor yang berbaik hati memberikan kursus tambahan mengingat singkatnya
waktu yang aku miliki. Dan benar saja, sedikit perubahan dari cara membaca
bahasa burung yang rumit ini menjadi jelas untuk aku pahami. Memang benar kata
kak sahar, “ kamu hanya butuh membaca dan mengulang apa yang sudah pernah
diajarkan kepadamu”
Hari terakhirpun datang,
Aku sudah di
pare, aku temui kamu nanti
Antara senang dan
kesal, kenapa tidak ada kabar sebelumnya..
Hal semacam ini juga
bikin kita marah dan mungkin ini hal yang sepele untuk memisahkan kami.
Tapi untung, dengan
kesabaranku yang tersisa dan kesabaran kak sahar yang kuat, kami baikan lagi J
Sungguh laki-laki
idaman, mengantar dan menjemputku sebagai bentuk sayang dan wujud janjinya
kepadaku.
Mungkin kalau aku
ceritakan semua, kalian pasti akan iri dengan kisahku, jadi aku putuskan stop
dan menyambungnya untuk cerita berikutnya.
Langganan:
Postingan (Atom)