Sabtu, 31 Agustus 2013

30 Agustus 2013

“kamu sudah makan?”

“belum, ni mau beli makan.”
“oh, ya sudah jangan sampe petang"
“iya” dengan nada yang sinis” hehehe
30 menit kemudian, “aku depan kosmu, kamu keluar sebentar”
“Ngapain? Ngajakin aku makan bareng ya?”
“Iya”
Bentar aku siap-siap dulu.
Dengan perasaan senang yang tak terduga, aku melihat depan gerbang diatas motor berdiri seorang yang begitu special dan mengatakan “selamat kamu akhirnya jadi wisuda”.
“grrrrrrr,” dalam hati begitu sakiit ucapan yang diharapkan berbeda ternyata dengan yang aku dengar.
Sambil memberikan sebuah bingkisan yang aku sudah tau pasti isinya apa. Dan setelah itu kita berangkat pergi makan malam nasi goreng faforit kita, tempat makan malam pertama kamu memberi sebuah kehangatan setelah hujan-hujanan.
Beberapa lama aku menunggu kamu untuk mengucapkan “selamat ulang tahun” tapi tak kunjung juga terucap. Entah ingin membuat aku kesal, atau benar-benar lupa hari ulang tahunku. Sedikit kekecewaan tanpa bisa menahan lagi aku mengatakan “kak, ini hari specialku”
“iya, aku tahu, hari specialmu akhirnya bisa daftar wisuda J
“Grrrrrrr” nyeseeekkk… “aku ulang tahun lo kak sekarang”
“selamat ulag tahun kalau begitu”
“hiks hiks hiks… untung karena kita bisa bertemu dan makan malam bersama dan ucapan selamat wisudamu aja aku ga marah. Tapi apa benar kamu lupa?
Aku terus betanya-tanya sampai akhirnya kita pulang dan dia memberikan sebuah bingkisan tadi dan aku berlalu masuk kamar.
Tentu, sesampai di kamar buru-buru aku buka bingkisannya, sebuah novel klasik Leo Tolstoy “Anna Karenina” dan selembar kertas berisikan pesan.

“ Aku tidak akan berhenti untuk terus memberimu buku. Semakin hari aku merasa lelah tak berdaya. Mungkin menyadari kalau dunia ini semakin angkuh dan terlalu luas untuk aku takhlukkan. Sementara kita bermimpi menjangkaunya seluas-luasnya, entah kapan terwujudnya. Bukankah kamu ingin mengenaliku dan duniaku? Akan aku kenalkan kamu dengan mereka yang mengajariku bermimpi besar. Mungkin juga mereka tidak pernah benar-benar mewujudkan mimpinya. Tapi mereka kukuh disana, aku ingin seperti mereka. aku Percaya bahwa kita behutang sesuatu pada dunia lebih besar dari yang kita ambil. Karya akan membawa kita untuk lekas membayarnya. “


Di balik kertas bertuliskan “Selamat untuk doa-doa kamu yang terkabulkan… Dunia menantikanmu!!!”
Sesaat aku benar-benar yakin kalau kamu melupakan ulang tahunku. Sedih, walaupun kata-kata yang kamu tulis mengatakan apa yang sebenarnya ingin kamu ungkapkan, tapi ada sebuah kesedihan yang mendalam. Dilain sisi ada kebahagian yang tak terhingga. Aku membuka novel yang kamu kasih halaman pertama bertuliskan “to shylvia windary, in a special Friday, S.Idris”
Sebuah senyum kegembiraan menutup hari yang begitu special buatku.
 Terimakasih untuk semua, aku menyayangi kamu.