Minggu, 27 Oktober 2013

Hari Kedua Bersama Keluarga di Bali

sebelumnya postingan liburan ke Bali kemaren, masih ada beberapa daerah yang aku kunjungi tetapi tidak disebutkan di sana. Beberapa daerah itu mungkin sudah sangat sering didengar bahkan di kunjungi oleh teman-teman. Karena hari itu terakhir kami di bali, maka diputuskan untuk mengunjungi objek wisata yang dekat dari bandara dan tidak jauh dari kuta. Maka diputuskanlah pagi itu kami berangkat ke pantai kuta dan menyempatkan berfoto di beberapa ikon pantai kuta. Setelah itu garuda wisnu kencana menjadi tujuan kami selanjutnya.

Objek wisata ini terletak di bukit jimbaran bali. Tidak jauh dari bandara Ngurah rai, hanya sekitar 30 menit naik mobil. Letaknya yang berada di dataran tinggi, menjadikan tempat ini salah satu gardu pandang terbaik di Bali untuk menikmati pemandangan kuta dan pantai sekitar jimbaran. Di lokasi objek wisata ini terdapat tiga lokasi inti yang tidak begitu jauh antara satu dengan lainnya. Memasuki pintu masuk, kita akan disuguhkan oleh lapangan luas dan tebing-tebing yang sepertinya di bentuk untuk menambah daya tarik objek wisata ini. Lokasi kedua yaitu dimana terdapat burung garuda besar yang menoleh kekiri. Sedangkan lokasi ketiga patung wisnu tanpa tangan yang disalah satu sudut area ini dipasang teleskop pantau yang dioperasikan dengan koin. Koinnya sendiri bisa kita dapatkan dengan menukar uang 5000 kepada petugas loket penukaran.

 Banyak cerita yang berkaitan dengan objek wisata ini, salah satunya patung garuda wisnu kencana (GWK) yang merupakan hasil karya salah satu pemahat bali yang terkenal. Entah karena hal apa, beberapa bagian dari patung ini belum sempat terpasang dan masih terletak di beberapa lokasi yang saya sebutkan tadi. Mungkin kalau jadi disatukan, patung ini tentu akan berukuran sangat besar dan tentu lebih menarik. Menurut si penjaga yang saya tanya, penyelesaian patung ini direncanakan sekitar 2016 mendatang.

Setelah berkeliling dan berfoto, tentu kita merasakan dehidrasi yang tinggi. Teman-teman tidak usah khawatir, karena sepanajng jalan keluar banyak terdapat tempat makan yang menyediakan berbagai minuman segar dana makanan.

Perjalanan selanjutnya kami lanjutkan dengan berburu oleh-oleh di kawasan kuta tepatnya pertokoan jogger. Tidak banyak yang saya beli, hanya kaos jogger dan beberapa makanan seperti pia susu dan pia legong khas bali. Ada juga salak khas bali yang bernama salak gula pasir yang menjadi salah satu tentengan belanja mama. Tepat pukul 13.00 kami menuju hotel dan berkemas untuk chek out. Setelah memeriksa perlengkapan dan barang bawaaan, ada salah satu tas penting yang entah dimana tertinggalnya. Tas kamera yang berisi handycam dan perlengkapan lainya mengkhawatirkan kami sekeluarga. Beberapa video yang terdapat di handycam tersebut menjadi kenangan untuk kami yang belum sempat di pindahkan ke computer.

Lama berfikir, tanpa merasakan lapar akhirnya da vika berangkat memakai motor yang di pinjam dari satpam hotel menuju panatai kuta. Untungnya sesampai disana tas berharga tersebut masih di simpan si pemilik warug. Dengan kejadian itu, saya sangat kagum dengan kejujuran masyarakat bali terhadap wisatawan yang berkunjung ke Bali.

 Dengan perasaan lega, kami langsung berangkat kebandara dan berpisah dengan keluarga dalam perjalanan pulang. Keluarga tentu mereka akan balik ke bukittinggi dan saya balik ke jogja untuk menyelesaikan urusan yang tertunda.


Pantai Kuta pukul 08.00 pagi


HR Hotel Kuta

Garuda di kompleks GWK
 

Papa meneroponng melihat hamparan laut dari bukit Jimbaran di GWK
 

Narsiz bersama Wisnu di GWK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar